Kamis, 02 Juli 2015

Termodinamika : Hukum Boyle


HUKUM BOYLE 
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
                                                                Abstrak           
Telah dilakukan praktikum termodinamika  dengan judul “Hukum Boyle ”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fisika. Praktikum ini bertujuan merancang percobaan hukum  boyle sederhana yakni dengan mengalisis hubungan antara tekanan dan volume zat cair untuk suhu tetap, dimana pada percobaan dilengkapi dengan spoit sebagai alat ukur volume untuk  pengaruh tekanan sistem  terhadap ketinggian air dalam pipa U seperti  pada sistem yang diterapkan pada hukum pascal.  Metode pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan kuantitatif pada serangkaian pengambilan data seiring spoit tertarik perlahan, maka tekanan sistem tertutup.  Eksperimen dilakukan dengan memvakumkan air pada pipa U, kemudian melakukan perbandingan data atas pengamatan tersebut untuk membuktikan keberlakuan hukum boyle. Data eksperimen dianalisis dengan pendekatan metode grafik hubungan antara tekanan dengan volume pada suhu konstan atau sama yaitu pada proses isotermik, tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Hal ini menunjukan keberlakuan hukum boyle zat cair berupa air.

Kata Kunci:  Hukum Boyle.

TUJUAN
1. Untuk mencari hubungan antara tekanan dan volume zat cair untuk suhu tetap.
2. Untuk membuktikan bahwa hasil kali antara tekanan dan volume pada sistem atau keadaan konstan.
PENDAHULAUN
Jika kita perhatikan sekeliling kita terdapat beberapa fenomena, seprti balon yang ditiup akan mengalami perubahan volume, ban yang dipompa mengalami perubahan volume, balon yang ditekan mengalami kenaikan tekanan, pada saat memasak air dalam panci yang tertutup penutupnya akan tertekan ke atas ketika panci telah lama dipanaskan, ini adalah sebagian kecil fenomena  yang menyangkut termodinamika.
Berdasarkan teori terdapat hubungan antara besaran  tekanan, volume, dan suhu. Salah satu yang membahas materi ini adalah hukum boyle. Yang menyatakan bahwa tekanan berbanding terbalik dengan volume jika suhu dalam keadaan konstan pada suatu sistem tertutup. Dengan memperhatikan ulasan diatas maka kami melakuakn percobaan hukum boyle dengan tujuan untuk mengetahui apakah memang terdapat hubungan antara tekanan dan volume dalam suatu sistem tertutup, dan juga mengaitkan dengan fenomen.
PERTANYAAN PRA LAB
1. Kemukakan bunyi hukum boyle
2. Fenomena yang berkaitan dengan hukum boyle
3. Jelaskan perbedaan hukum boyle dengan hukum pascal
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Untuk jumlah gas tertentu, ditemukan secara eksperimen bahwa sampai pada pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan padanya ketika temperatur dijaga konstan (Giancoli, 2001: 460).
Bila kita menekan gas sambil menjaga temperaturnya konstan, maka kita akan mendapatkan bahwa tekanan berubah atau bertambah bila volumenya berkurang. Demikian pula ketika kita menyebabkan gas memuai pada temperatur konstan, tekanannya akan berkurang bila volumenya bertambah, ini berarti bahwa hasil kali antara tekanan dan volume gas adalah konstan. Hal ini ditemukan secara eksperimen oleh Robert Boyle (1627 – 1691), rekan sezaman yang lebih mudah dari pada Galileo dan lebih tua dari pada Newton (Tipler, 1991: 572).
            Hukum Boyle berlaku untuk setiap dua keadaan setimbang, yaitu 1 dan 2 di mana c adalah konstanta dalam arti umum (k,;,ita katakan, ketika T=c maka PV=c, tetapi T tidak sama dengan PV) (Faires, 1970: 144).
Charles eksplisit meneliti pengaruh suhu yang bervariasi. Ia menemukan bahwa jika tekanan diadakan konstan, volume bervariasi secara linear dengan suhu:
V = 1 + kt                                                       (1)
Dimana k ditemukan memilki nilai yaitu 273,15oC. Persamaan ini menunjukkan bahwa jika sampai pada suhu 273,15oC maka volume gas akan nol pada suhu tersebut bahkan bernilai negatif karena volume negatif tidak berarti, t = -273,15oC maka suhu yang dicapai dianggap rendah dan disebut nol mutlak (Kaufman, 2001: 6).
            Hukum Boyle dapat digunakan pada pendekatan yang baik untuk gas sempurna karena hukum ini merupakan pendekatan yang akurat untuk gas riil sepanjang tekanan dan massa jenis (kerapatan) gas tidak terlalu tinggi dan gas tidak mendekati kondensasi. Hukum gas dari Boyle sangat berguna di sains, yaitu akibat dari perubahan satu variabel saja (Pippar, 1957: 47).


Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.       Pipa U                                                                               1 buah
b.      Pipa T                                                                                1 buah
c.       Selang Penghubung                                                          1 buah
d.      Mistar                                                                                1 buah
e.       Spoit                                                                                  1 buah
f.       Tissue                                                                                Secukupnya
2.      Bahan
Bahan yang di gunakan pada percobaan ini adalah air secukupnya
Identifikasi Variabel
1.    Variabel manipulasi            : Volume Zat Cair.
2.    Variabel hitung                   : Tekanan Zat Cair.
3.  Variabel kontrol                 : Ketinggian Zat Cair.
Definisi Operasional Variabel
1. Volume zat cair  adalah besarnya volume yang berubah-ubah dari skala kedudukan tertentu untuk rentang 1 mL.
2. Tekanan zat cair adalah tekanan pada zat cair (air) dengan mempertimbangkan massa jenis , percepatan gravitasi (g), dan ketinggiannya(h) ditandai dengan satuan Pa.
3. Ketinggian zat cair adalah ketinggian yang diukur dengan alat ukur mistar pada bejana berhubungan atau pipa U.
ProsedurKerja
1.      Menyediakan alat dan bahan yang dilakukan pada percobaan ini.
2.      Merangkai alat dan bahan  seperti pada gambar di bawah ini

                                                      Gambar :  Percobaan hukum  boyle
3.      Menekan Spoit dengn volume tertentu (mL), kemudian mengukur ketinggian zat cair (m) dengan mistar.
4.      Mengurangi setiap 1 mL dari volume awal sebanyak 3 kali kemudian mengukur ketinggian zat cair (m) dengan mistar.
5.      Melakukan langkah 3 dan 4 dengan 3 kali pengambilan data ketinggian zat cair (m).
6.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1                   : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
Tabel 1                        : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
NST Piston                  : 1 mm             : 1 × 10-6 m3
NST Mistar                 : 1 mm             : 0,001 m
NST Manometer         : 1 mm             : 0,001 m
NST Termometer        : 1 C
ρair                              : 1 gram/cm 3    : 1000 g/m3
g                                  : 10 m/s 2
                                                                                               
No.
Suhu ( T ) C
Volume ( V ) m3
h ( m )
P = ρgh ( Pa )
P.V (J)
1
27
7 × 10-6
12 × 10-2
1.700
11.900
2
27
8 × 10-6
13,5 × 10-2
1.350
10.800
3
27
9 × 10-6
7,5 × 10-2
750
6.750

Kegiatan 2       : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
Tabel 2            : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
NST Piston                  : 1 mm             : 1 × 10-6 m3
NST Mistar                 : 1 mm             : 0,001 m
NST Manometer         : 1 mm             : 0,001 m
NST Termometer        : 1 C
ρair                              : 1 gram/cm 3    : 1000 g/m3
g                                  : 10 m/s 2                                           
No.
Suhu ( T ) C
Volume ( V ) m3
h ( m )
P = ρgh ( Pa )
P.V (J)
1
27
16 × 10-6
16,4 × 10-2
1.640
26.240
2
27
17 × 10-6
14,5 × 10-2
1.450
24.650
3
27
18 × 10-6
8 × 10-2
800
14.400
4
27
19 × 10-6
3 × 10-2
300
5700

Analisis data
Kegiatan 1 :  Menghitung W pada saat T = 270 C
W        =P . V
a.       menentukan kesalahan mutlak
w         =p.g.h.V
W         = h.V
= 
=
            = 
∆W     =  
b.      menentukan kesalahan relatif (KR)

c.       menentukan derajat kepercayaan (DK)

d.      menentukan pelaporan fisika (PF)


Tabel Hasil Analisis :
No
T
(C)
W  
(N/m)
∆W  
(Joule)
KR  
(%)
DK
(%)
PF  
(Joule)
1
27
119 × 10-4
8,99 × 10-4
7,55
99,29
│119,00 × 10-4  ± 8,99 × 10-4
2
27
108 × 10-4
71,49 x 10-4
6,61
93,39
 | 108,00 × 10-4  ± 71,49 x 10-4|
3
27
67,5 × 10-4
41,99 x 10-4 
6,20
93,80
| 67,50 × 10-4 ± 41,99 x 10-4|

Kegiatan 2: Menghitung W pada saat T = 270 C
W        =          P . V
a.       menentukan kesalahan mutlak
w         =          p.g.h.V
W         =          h.V

= 
∆W     =

b.      menentukan kesalahan relatif (KR)


c.       menentukan derajat kepercayaan (DK)


d.      menentukan pelaporan fisika (PF)




No
T
(C)
W
(N/m)
∆W
(Joule)
KR
(%)
DK
(%)

PF

(J)
1
27
262,4 x 10-4
19,49 x 10-4
7,42
92,58
│262,40 x 10-4 ± 19,49 x 10-4
2
27
246,5 x 10-4
8,09 x 10-4
3,28
96,72
│246,50 x 10-4 ± 8,09 x 10-4
3
27
114 x 10-4
3,87 x 10-4
3,39
96,61
│114,00 x 10-4 ± 3,87 x 10-4
4
27
57 x 10-4
2,44 x 10-4
4,28
95,72
│57,00 x 10-4 ± 2,44 x 10-4

Pembahasan
Pada percobaan ini kami menggunakan piston dengan NST  1 × 10-6 m3, manometer dengan NST  1 × 10-3m, dan mistar dengan NST 1 × 10-3m, sehingga diperoleh data sebagai berikut :
1.      Hubungan antara tekanan (P) dengan volume (V) pada suhu (T) konstan
            Pada pengambilan data awal dengan suhu yang konstan yaitu 27o C, pada  percobaan ini kami melakukan pengambilan data sebanyak 4 kali sehingga diperoleh ketinggian secara berturut-turut yaitu 12 x 10-2 m, 13,5 x 10-2 m dan 7,5 x 10-2 m dengan volume dalam spoit secara berturut-turut yaitu 7 x10-6 m3, 8 x10-6 m3, 9 x10-6 m3, diperoleh tekanan secara berturut-turut yaitu 17 x 102 pa, 13,5 x 102 pa dan 7,5 x 102 pa, diperoleh pula PV secara berturut-turut adalah 11.900 Joule, 10.800 Joule dan 6.750 Joule. KR secara berturut-turut yaitu 0,71 %, 6,61 % dan 6,20 % sehingga diperoleh DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 99,29 %, 99,39 % dan 93,80 % serta diperoleh PF (Pelaporan Fisika) yaitu │119,00 × 10-4  ± 8,99 × 10-4│Joule, | 108,00 × 10-4  ± 71,49 x 10-4| Joule dan | 67,5 × 10-4 ± 41,99 x 10-4 | Joule.
       Dari beberapa data diatas diperoleh bahwa tekanan berbanding terbalik dengan volume, dimana semakin  besar volume maka semakin kecil tekanan begitupun sebaliknya yaitu semakin besar tekanan maka semakin kecil volumenya pada suhu yang konstan. Hal ini telah terbukti dari percobaan kami dan dengan melihat pada kesalahan relatifnya sangat kecil dan derajat kepercayaannya rata-rata 95,49 % sehingga pada percobaan ini dapat dikatakan mendekati keberhasilan. Hasil kali antara tekanan dan volume akan menghasilkan suhu yang konstan karena pada percobaan ini suhu merupakan variabel kontrol yang ingin kita tetap jaga agar tetap memilki nilai yang konstan atau tidak berubah-ubah.
2.      Hubungan antara tekanan (P) dengan volume (V) pada suhu (T) konstan
            Pada pengambilan data kedua dengan suhu yang konstan yaitu 27o C, pada  percobaan ini kami melakukan pengambilan data sebanyak 4 kali sehingga diperoleh ketinggian secara berturut-turut yaitu 16,4 x 10-2 m, 14,5 x 10-2 m, 8 x 10-2 m dan 3 x 10-2  dengan volume dalam spoit secara berturut-turut yaitu 16 x 10-6, 17 x 10-6 16 x 10-6 m dan 6x10-6  m3. Diperoleh tekanan secara berturut-turut yaitu 11x102, 7x102, dan 2x102 pa, diperoleh pula PV secara berturut-turut adalah 1.640 Pa, 1.45 Pa, 800 Pa dan 300 PaJoule, KR secara berturut-turut yaitu 7,42 %, 3,28 %, 3,39 % dan 23,36 sehingga diperoleh DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 92,58 %, 96,72, 96,61  %, dan 76,64 % serta diperoleh PF (Pelaporan Fisika) yaitu │262,40 x 10-4 ± 19,49 x 10-4│Joule, │246,50 x 10-4 ± 8,09 x 104│Joule, │114,00 x 10-4 ± 3,87 x 10-4│Joule dan │57,00 x 10-4 ± 2,44 x 10-4│Joule.
Dari beberapa data diatas diperoleh bahwa tekanan berbandi, ng terbalik dengan volume,dimana semakin  besar volume maka semakin kecil tekanan begitupun sebaliknya yaitu semakin besar tekanan maka semakin kecil volumenya pada suhu yang konstan. Hal ini telah terbukti dari percobaan kami dan dengan melihat pada kesalahan relatifnya sangat kecil dan derajat kepercayaannya diatas 90,63 % sehingga pada percobaan ini dapat dikatakan mendekati keberhasilan. PV ≠ C Karena Pada percobaan ini tekanan yang diberikan pada spoit tidak berbanding lurus dengan volume yang dihasilkan hal ini diakibatkan adanya beberapa faktor seperti pengaruh gelembung udara yang ada didalam Pipa U dan pengaruh ketinggian spoit pada saat ditekan, dan juga seharusnya yang digunakan disini ialah udara (gas) tetapi yang digunakan adalah zat cair.
SIMPULAN DAN DISKUSI
            Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara volume dan tekanan berbanding terbalik dimana semakin besar tekanan yang diberikan pada zat cair maka volume dari zat cair itu makin mengecil, begitupun sebaliknya jika semakin kecil tekanannya maka volumenya akan besar. Hukum Boyle menyatakan pada suhu konstan tekanan berbanding terbalik dengan volume dan pernyataan lain dari hukum boyle adalah bahwa hasil kali antara tekanan dan volume akan bernilai konstan selama massa dan suhu gas dijaga konstan.

PERTANYAAN POST LAB
1. Bagaimana hubungan antara volume dengan tekanan
2. Apakah ukum boyle berlaku pada sistem yang terbuka
DAFTAR RUJUKAN
Faiser, Virgil Moring. 1970. Thermodynamics Sixt Edition. New York : Collar Macnillam Internasional.
Giancoli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kaufman, Myron. 2001. Principles Of Thermodynamics. New York : Marcell Dekker.
Pippard, AB. 1957. Elements Of Classical Thermodynamics. New York : Cambridge University Press.
Tipler, Paul. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar