A. JUDUL
PROGRAM
Kalo-Kalo aneka rasa ( Makanan Khas Daerah Buton)
B. LATAR
BELAKANG MASALAH
Kegiatan kewirausahaan adalah suatu kegitan yang masih jarang dilakukan
oleh orang indonesia, khususnya bagi warga negara Indonesia bagian Timur. Hal ini
ditunjukkan jumlah individu yang aktif dalam memulai bisnis baru jika
dinyatakan dalam persen total penduduk yang aktif bekerja relatif masih rendah.
Keadaan ini diperparah dengan
pengangguran yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Kurangnya inovasi,
kreativitas, dan daya saing menyebabkan
lahirnya pengangguran tersebut. Setiap tahun, banyak bermunculan ribuan
sarjana-sarjana baru di berbagai bidang, namun tidak menjamin untuk mendapatkan
lapangan pekerjaan yang layak. Kurangnya lapangan pekerjaan juga membuat banyak
sarjana menjadi pengangguran.
Negara indonesia kaya akan seni, kebudayaannya, dan
kuliner. Setiap daerah memiliki makanan khasnya. Rasa, bentuk, dan proses
pembuatannyapun menjadi ciri khas tersendiri. Namun masih banyak makanan khas
dari tiap daerah kurang dikenal oleh masyarakat kita. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya keterampilan, inovasi, dan kreatifitas dalam mempromosikan makanan
khas daerah kita. Contohnya kalo-kalo yang merupakan salah satu makanan khas
daerah Buton yang terbuat dari tepung beras.
Beras adalah bagian bulir padi
(gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi
disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan
hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian
luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna
putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras. Beras memiliki
peran penting di Indonesia karena merupakan bahan poko utama dalam memenuhi sumber kehidupan masyarakat. Beras kaya
akan karbohidrat dan dapat diolah menjadi tepung yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai bahan pembuatan makanan.
Berlandaskan hal tersebut, maka untu
meningkatkan nilai jual dari beras maka perlu
dilakukan pengolahan untuk menjadi produk jadi seperti pada makanan yang akan
kami buat ini. Selain itu makanan ini merupakan makanan khas dari salah satu
daerah di Sulawesi Tenggara (Kota Baubau) yang sangat digemari oleh masyarakat setempat.
C. PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian peluang usaha Kalo-kalo
berbagai rasa ( Makanan Khas Daerah Buton) di Kota Baubau, maka rumusan
masalahnya adalah:
- Bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakat dengan melihat besarnya peluang usaha Kalo-kalo berbagai rasa ( Makanan Khas Daerah Buton)?
- Bagaimana meningkatkan keterampilan dan kreatifitas masyarakat dalam mengelolah tepung beras menjadi peluang usaha yang menguntungkan?
- Bagaimana membangun dan meningkatkan usaha Kalo-kalo berbagai rasa ( Makanan Khas Daerah Buton) yang dikelola oleh masyarakat?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari pelaksanaan Program kewirausahaan Kalo-kalo
berbagai rasa ini adalah untuk:
- Menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakat dengan melihat dan memanfaatkan peluang usaha yang ada.
- Meningkatkan keterampilan dan kreatifitas masyarakat dalam mengelolah tepung beras menjadi peluang usaha menguntungkan.
- Mengetahui cara mengelola, membangun dan meningkatkan usaha kalo-kalo berbagai rasa?
E. LUARAN
YANG DIHARAPKAN
Dari hasil kegiatan ini diharapkan
dapat diproduksi produk makanan khas berupa kalo-kalo berbagai rasa yang
memuat kearifan lokal masyarakat baubau yang memenuhi permintaan pasar. Selain
itu diharapkan dari kegiatan ini dapat menciptakan generasi mandiri yaitu masyarakat
berpenghasilan tinggi karena terintegrasinya jiwa dan semangat wirausaha, dan
mengurangi tingkat pengangguran yang semakin bertambah.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun
manfaat yang diharapkan dari program ini adalah:
- Sebagai langkah awal menanam dan menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan masyarakat
- Membangun jiwa mandiri dalam diri masyarakat yang terlibat dalam usaha ini.
- Sebagai lapangan kerja bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan.
- Sebagai media awal pengenalan makanan khas tradisional Buton di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1.
Sekilas Tentang Kota Baubau
Kota Baubau merupakan salah satu kota yang sangat
trategis di Indonesia. Kota ini
menjadi tempat persinggahan kapal baik kapal barang maupun kapal penumpang dari
wilayah Indonesia Barat ke Indonesi Timur ataupun sebaliknya. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan
ekonomi di Kota Makassar setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga mempengaruhi peningkatan jumlah pendapatan masyarakat Kota Baubau.
Kota Baubau sekarang ini banyak mengalami perkembangan utamanya dari segi pembangunan.
Telah banyak didirikan pusat perbelanjaan, perhotelan, perekonomian, industri
dan sarana rekreasi yang menarik yang dapat memikat orang untuk datang ke Baubau. Seiring semakin pesatnya pertumbuhan di Baubau kecenderungan warganya juga menjadi semakin elit dan metropolitan. Baik
dalam hal fashion, food dan konsumsi produk yang lainnya.
Pencinta
kuliner di Baubau semakin
berkembang pula dan beragam berdasarkan kelas social masyarakat. Dan
kecenderungan masyarakat ]menginginkan
sesuatu yang beda, unik, dan instan.
2.
Deskripsi Prospek Usaha Kalo-Kalo Beraneka Rasa
Makanan
tradisional merupakan makanan khas suatu daerah yang diolah secara tradisional
turun temurun dari bahan yang tersedia di daerah tersebut. Makanan tradisional
umumnya diolah secara tradisional dengan peralatan sederhana dalam industri
rumah tangga yang lingkungannya kurang menunjang. Seiring dengan berkembangnya
dan makin gencarnya pemerintah kota Baubau dalam kegiatan pariwisata, maka
dianggap penting untuk menyediakan makanan khas dari masing-masing daerah.
Bukan hanya perkenalan budaya namun dalam hal kuliner. Dengan pertimbangan
bahwa makanan khas tradisional daerah tidak kalah dengan makanan dari luar.
Usaha ini
berkonsepkan makanan ringan dengan produk yang berkualitas. Selain membawa
unsur local Baubau dalam penyajian dan nama produk, makanan ini dapat dikatakan
sebagai salah satu makanan khas suku Buton dalam beragam upacara adat. Selain
itu dengan hadirnya produk ini akan lebih mempopulerkan kepada masyarakat
diluar Sulawesi Tenggara.
Dengan
sedikit sentuhan inovasi serta ide kreatif, makanan tradisonal khas Buton yang
terbuat dari bahan dasar tepung beras kami ramu menjadi makanan yang mengikuti
trend terkini. Makanan tersebut kami ramu dengan tetap mengacu pada resep
tradisional yang telah ada ditengah-tengah masyarakat.
Melihat
kedua potensi tersebut, maka mendirikan sebuah usaha kuliner yang betul-betul
menyajikan menu berbahan dasar tepung beras merupakan peluang yang sangat baik.
Karena di kota Baubau sendiri, banyak
masyarakat yang belum memanfaatkan makanan ini sebagai usaha dalam meningkatkan
ekonominya. Hanya beberapa orang saja yang menjadikan makanan ini sebagai mata
pencaharian. Oleh karena itu, melihat kondisi pasar dan peluang usaha yang
cukup menjanjikan, dengan membawa unsur tradisional dan kedaerahan, usaha ini
cukuplah menjanjikan.
3.
Analysis SWOT
Analisis SWOT adalah mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT
adalah kependekan dari Strength,
Weakness, Opportunity, dan Threat. Adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut:
a. Strength atau Kekuatan
·
Harga
Terjangkau
·
Kualitas
terjamin
·
Cita rasa
bervariasi
·
Kemasan berbagai
ukuran
b. Opportunities atau Kesempatan
·
Pangsa pasar
yang masih luas
·
Bahan baku
yang mudah di dapat
·
Pesaing
besar relatip terbatas
c. Weakness atau Kelemahan
·
Manajemen
sederhana
·
Sarana dan prasarana
sederhana
d. Threats atau
Ancaman
·
Munculnya variasi makanan jajanan
·
Munculnya pesaing baru
4.
Sekilas tentang Organisasi Usaha Kalo-Kalo Berbagai
Rasa
Data
Organisasi
Nama
Organisasi : Kalo-kalo
berbagai rasa
Bidang
Usaha
: Produk
Jenis
Usaha/Produk : Makanan
Alamat
Organisasi : Jl. Anggrek,
Kel.Waruruma, Kec. Kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara
Nomor
Telepon
: 085656076421
Alamat
E-mail
: Kalo_Kalo_Enak@ymail.com
Situs
Website
: http://www.kalo_kalo.blogspot.com
5.
Ruang Lingkup Usaha
Dalam usulan
proposal ini berisikan dua aspek penting yaitu:
·
Aspek Teknis, berkaitan dengan Kapasitas
produksi,bahan baku, sarana dan fasilitas, serta Sumber
Daya Manusia (SDM) yang digunakan.
·
Aspek Pemasaran yang berkaitan dengan produk yang
dihasilkan, gambaran pasar, target atau pasar yang dituju, proyeksi penjualan
dan strategi pemasaran.
a. Aspek Teknis
Kapasitas produksi
Jumlah
produksi kalo-kalo beraneka rasa dalam sehari dapat diperkirakan sebanyak 60 bungkus.
Hal ini didasarkan pada factor permintaan dan tingkat kebutuhan masyarakat akan
produk berupa makanan tradisonal dan juga proses pembuatan yang tidak terlalu
rumit. Apabila permintaan tinggi, produksi masih tetap dapat mengimbangi dengan
menggunakan tenaga kerja yang disewa dari luar. Tenaga yang dibutuhkan tidak
terlalu sulit dicari, dapat dari masyarakat sekitar yang tidak harus memiliki
kualifikasi tertentu karena proses pembuatannya sangat mudah sehingga siapa
saja dapat melakukannya.
Bahan baku
Adapun bahan
baku yang diperlukan dalam proses pembuatan makanan ini pada umumnya
membutuhkan dana. Namun untuk pembelian begitu mudah karena bahan baku yang
digunakan sangat banyak dan berlimpah di daerah Baubau ataupun sekitarnya.
Untuk memproduksi satu kg kalo-kalo
diperlukan 1 kg tepung beras,
1 butir telur, 1/2 liter
minyak goreng , 1/2 sendok makan, 1 sendok mentega, air secukupnya. ini untuk porsi biasa. Adapun ntuk porsi jenis dan
rasa yang lain disesuaiakan berdasarkan pesanan. Tergantung keinginan konsumen,
tinggal ditambahkan sesuai pesanan.
Sarana dan fasilitas
Kebutuhan
sarana dan fasilitas dalam proses pembuatan produk sangatlah penting. Dalam hal
ini ada beberapa fasilitas yang dibutuhkan dalam proses pembuatan seperti
kompor minyak, wajan, penggiling moleng, dan peralatan pendukung lainnya
seperti pisau, baskom untuk mencampur bahan, dan nyiru. Ini semua dibutuhkan
dalam proses produksi hingga menghasilkan 1 kg kalo-kalo berbagai rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar