Senin, 13 Juli 2015

SEJARAH KAMPUS UIN ALAUDDIN MAKASSAR.



Sejarah perkembangan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang dulu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar melalui beberapa fase yaitu:

1. Fase tahun 1962 s.d 1965

Pada mulanya IAIN Alauddin Makassar yang kini menjadin UIN Alauddin Makassar berstatus Fakultas Cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas desakan Rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan serta atas persetujuan Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 75 tanggal 17 Oktober 1962 tentang penegerian Fakultas Syari'ah UMI menjadi Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal 10 Nopember 1962. Kemudian menyusul penegerian Fakultas Tarbiyah UMI menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal 11 Nopember 1964 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 91 tanggal 7 Nopember 1964. Kemudian Menyusul pendirian Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta cabang Makassar tanggal 28 Oktober 1965 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 77 tanggal 28 Oktober 1965.

2. Fase tahun 1965 s.d 2005

Dengan mempertimbangkan dukungan dan hasrat yang besar dari rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan terhadap pendidikan dan pengajaran agama Islam tingkat Universitas, serta landasan hukum Peraturan Presiden Nomor 27 tahun 1963 yang antara lain menyatakan bahwa dengan sekurang-kurangnya tiga jenis fakultas IAIN dapat digabung menjadi satu institut tersendiri sedang tiga fakultas dimaksud telah ada di Makassar, yakni Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin, maka mulai tanggal 10 Nopember 1965 berstatus mandiri dengan nama Institut Agama Islam Negeri Al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah di Makassar dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 Oktober 1965.
Penamaan IAIN di Makassar dengan �Alauddin� diambil dari nama raja Kerajaan Gowa yang pertama memuluk Islam dan memiliki latar belakang sejarah pengembangan Islam di masa silam, di samping mengandung harapan peningkatan kejayaan Islam di masa mendatang di Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia bahagian Timur pada umumnya. Sultan Alauddin adalah raja Gowa XIV tahun 1593-1639, (kakek/datok) dari Sultan Hasanuddin Raja Gowa XVI, dengan nama lengkap I Mangnga'rangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin, yang setelah wafatnya digelari juga dengan Tumenanga ri Gaukanna (yang mangkat dalam kebesaran kekuasaannya), demikian menurut satu versi, dan menurut versi lainnya gelar setelah wafatnya itu adalah Tumenanga ri Agamana (yang wafat dalam agamanya). Gelar Sultan Alauddin diberikan kepada Raja Gowa XIV ini, karena dialah Raja Gowa yang pertama kali menerima agama Islam sebagai agama kerajaan. Ide pemberian nama � Alauddin � kepada IAIN yang berpusat di Makassar tersebut, mula pertama dicetuskan oleh para pendiri IAIN � Alauddin� , di antaranya adalah Andi Pangeran Daeng Rani, (cucu/turunan) Sultan Alauddin, yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan, dan Ahmad Makkarausu Amansyah Daeng Ilau, ahli sejarah Makassar.
Pada Fase ini, IAIN (kini UIN) Alauddin yang semula hanya memiliki tiga (3) buah Fakultas, berkembang menjadi lima (5) buah Fakultas ditandai dengan berdirinya Fakuktas Adab berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 148 Tahun 1967 Tanggal 23 Nopember 1967, disusul Fakultas Dakwah dengan Keputusan Menteri Agama RI No.253 Tahun 1971 dimana Fakultas ini berkedudukan di Bulukumba ( 153 km arah selatan kota Makassar), yang selanjutnya dengan Keputusan Presiden RI No.9 Tahun 1987 Fakultas Dakwah dialihkan ke Makassar, kemudian disusul pendirian Program Pascasarjana (PPs) dengan Keputusan Dirjen Binbaga Islam Dep. Agama No. 31/E/1990 tanggal 7 Juni 1990 berstatus kelas jauh dari PPs IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kemudian dengan Keputusan Menteri Agama RI No. 403 Tahun 1993 PPs IAIN Alauddin Makassar menjadi PPs yang mandiri.

3. Fase Tahun 2005 s.d sekarang

Untuk merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan mendasar atas lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 di mana jenjang pendidikan pada Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I, telah disamakan kedudukannya khususnya jenjang pendidikan menegah, serta untuk menampung lulusan jenjang pendidikan menengah di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I, diperlukan perubahan status Kelembagaan dari Institut menjadi Universitas, maka atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddin periode 2002-2006 dan atas dukungan civitas Akademika dan Senat IAIN Alauddin serta Gubernur Sulawesi Selatan, maka diusulkanlah konversi IAIN Alauddin Makassar menjadi UIN Alauddin Makassar kepada Presiden R.I melalui Menteri Agama R.I dan Menteri Pnedidikan Nasional R.I. Mulai 10 Oktober 2005 Status Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar berubah menjadi (UIN) Universitas Islam Negeri Alauddinn Alauddin Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia No 57 tahun 2005 tanggal 10 Oktober 2005 yang ditandai dengan peresmian penandatanganan prasasti oleh Presiden RI Bapak DR H Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar.
Dalam perubahan status kelembagaan dari Institut ke Universitas , UIN Alauddin Makasar mengalami perkembangan dari lima (5) buah Fakutas menjadi 7 (tujuh) buah Fakultas dan 1 (satu) buah Program Pascasarjana (PPs) berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 5 tahun 2006 tanggal 16 Maret 2006, yaitu:
Fakuktas Syari'ah dan Hukum
Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Fakultas Adab dan Humaniora
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Fakultas Ilmu Kesehatan.
Prgoram Pascasarjana(PPs)

Nilai praktikum fisika kelas biologi semester 2

Kamis, 09 Juli 2015

Cara memperbaiki power supplay

Cara Memperbaiki Power Supply
Power Suply merupakan alat listrik yang digunakan untuk menurunkan tegangan atau menyesuaikan tegangan sesuai dengan tegangan yang diinginkan. Didalam prinsipnya powersuplly memanfaatkan transformator (Hukum Faraday). Dalam jenis keluarannya power suplly dibedakan menajdi dua buah yakni power supply AC (Keluarannya beruapa tegangan AC) dan power suplly DC (tegangan keluaran berupa tegangan DC).

Untuk transformator AC hanyan memnafaatkan prinsip transforamtor tanpa mengubah sinyal keluaran menjadi DC sedangkan untuk transformator DC mengubah sinyal keuaran kedalam tegangan DC dengan menfaatkan kerja dari komponen aktif yakni dioda. Power supplay merupakan komponen yang sangat penting dalam hal praktikum IPA terkhusus di percobaan mengenai kelistrikan. Namun tak banyak diantara kita ketika menghadapi powersuplay yang rusak langsung menyimpan tanpa berniat memperbaikinya.

Berikut ini saya akan berikan sedikit tips dalam menghadapi atau memperbaiki powersupplay yang rusak. Secara umum hal-hal umum yang sering terjadi kerusakan pada power suplly yakni : sekering yang putus, kabel sambungan, atau tempat solder yang lepas. Atau yang lebih ada komponen yang rusak atau mau diganti tetapi jika komponen yang rusak berupa transformator maka tak usah lagi diperbaiki karena otomaatis semua komponen yang lain akan ikut rusak akibat tegangan yang diperoleh tidak sesuai (sangat tinggi akibat tegangan nya tidak turun karenaa transformator yang bermasalah.). Jika seperti itu powersupllay sebaiknya diganti saja..
 Adapun cara untuk memeriksa atau memperbaiki powersupply yakni dengan cara :

1. Memeriksa terlebih dahulu kedaan sekring

 Untuk cara memeriksa keadaan sekring yakni bisa dengan melihat langusng kawat kecil yang ada didalam sekring. Sekring yang baik ditandai dengan kawat kecil yang masih utuh, sedangkan jika kawat kecil tersebut sudah putus maka sekring tersebut sudah rusak. Jika kalian susah melihat kawat tersebut atau masih ragu dengan sekring tersebut bisa dengan mengecek sekring tersebut menggunakan multitester. Cara menggunakan meultitester yakni tempatkan pada keadaan Ohm (penunjukkan pada skala Ohm). Lalu letakkan kedua ujung probe multitester diujung sekring jika sekring bergerak maka komponenmasih dalam kedaan baik. Jika tak ada multitester maka bisa dengan mengambil sekring pada powersupllay yang baik dan mecobanya pada powersupplay yang rusak. Cara mengatasi sekring yang rusak yakni dengan mengganti nya dengan sekring yang baru. Harga sekring kisaran 500 atau 1000 rupiah.

2. Memeriksa sambungan kabel power atau kabel masukan.

Buka tutup dari powersupplay, kemudian cek apakah soldernya lepas atau tidak. Kemudian pasang kembali solder yang lepas jika ada ditemukan.
3. Masalah pada kabel masukan

Jika kabel masukan yang bermasalah bisa di cek menggunakan multitester. Cara mengatasinya bisa dengan mengganti kabel sambungan dengan kabel sambungan baru.

Jika kerusakan bukan dari dari ke 3 hal tersebut maka anda bisa memperbaikinya dengan cara membongkar dua powerpsupplay (yang sama ) secara bersamaan. Power supllay yang kalian bongkar yakni 1 power supllay baik dan satu pwer supplay rusak (atau yang mau diperbaiki). Kemudian cek secara seksama. . Syukron, Jazakumullahu Khairan................................................................................

Senin, 06 Juli 2015

Medan Magnet

Proposal Usaha : Makanan



A.    JUDUL  PROGRAM
Kalo-Kalo aneka rasa ( Makanan Khas Daerah Buton)
B.     LATAR BELAKANG MASALAH
            Kegiatan kewirausahaan adalah suatu kegitan yang masih jarang dilakukan oleh orang indonesia, khususnya bagi warga negara Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjukkan jumlah individu yang aktif dalam memulai bisnis baru jika dinyatakan dalam persen total penduduk yang aktif bekerja relatif masih rendah. Keadaan ini diperparah dengan pengangguran yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Kurangnya inovasi, kreativitas, dan daya saing  menyebabkan lahirnya pengangguran tersebut. Setiap tahun, banyak bermunculan ribuan sarjana-sarjana baru di berbagai bidang, namun tidak menjamin untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak. Kurangnya lapangan pekerjaan juga membuat banyak sarjana menjadi pengangguran.
            Negara indonesia kaya akan seni, kebudayaannya, dan kuliner. Setiap daerah memiliki makanan khasnya. Rasa, bentuk, dan proses pembuatannyapun menjadi ciri khas tersendiri. Namun masih banyak makanan khas dari tiap daerah kurang dikenal oleh masyarakat kita. Hal ini disebabkan oleh kurangnya keterampilan, inovasi, dan kreatifitas dalam mempromosikan makanan khas daerah kita. Contohnya kalo-kalo yang merupakan salah satu makanan khas daerah Buton yang terbuat dari tepung beras.
            Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.   Beras memiliki peran penting di Indonesia karena merupakan bahan poko utama dalam memenuhi sumber kehidupan masyarakat. Beras kaya akan karbohidrat dan dapat diolah menjadi tepung yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pembuatan makanan.
Berlandaskan hal tersebut, maka untu meningkatkan nilai jual dari beras maka perlu dilakukan pengolahan untuk menjadi produk jadi seperti pada makanan yang akan kami buat ini. Selain itu makanan ini merupakan makanan khas dari salah satu daerah di Sulawesi Tenggara (Kota Baubau) yang sangat digemari oleh masyarakat setempat.
C.   PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian peluang usaha Kalo-kalo berbagai rasa ( Makanan Khas Daerah Buton) di Kota Baubau, maka rumusan masalahnya adalah:
  1. Bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakat dengan melihat besarnya peluang usaha Kalo-kalo berbagai rasa ( Makanan Khas Daerah Buton)?
  2. Bagaimana meningkatkan keterampilan dan kreatifitas masyarakat dalam mengelolah tepung beras menjadi peluang usaha yang menguntungkan?
  3. Bagaimana membangun dan meningkatkan usaha Kalo-kalo berbagai rasa ( Makanan Khas Daerah Buton) yang dikelola oleh masyarakat?
D.  TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari pelaksanaan Program kewirausahaan Kalo-kalo berbagai rasa ini  adalah untuk:
  1. Menumbuhkan jiwa wirausaha masyarakat dengan melihat dan memanfaatkan peluang usaha yang ada.
  2. Meningkatkan keterampilan dan kreatifitas masyarakat dalam mengelolah tepung beras menjadi peluang usaha menguntungkan.
  3. Mengetahui cara mengelola, membangun dan meningkatkan  usaha kalo-kalo berbagai rasa?
E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari hasil kegiatan ini diharapkan dapat diproduksi produk makanan khas  berupa kalo-kalo berbagai rasa yang memuat kearifan lokal masyarakat baubau yang memenuhi permintaan pasar. Selain itu diharapkan dari kegiatan ini dapat menciptakan generasi mandiri yaitu masyarakat berpenghasilan tinggi karena terintegrasinya jiwa dan semangat wirausaha, dan mengurangi tingkat pengangguran yang semakin bertambah.
F.   KEGUNAAN PROGRAM
Adapun manfaat yang diharapkan dari program ini adalah:
  1. Sebagai langkah awal menanam dan menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan masyarakat
  2. Membangun jiwa mandiri dalam diri masyarakat yang terlibat dalam usaha ini.
  3. Sebagai lapangan kerja bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan.
  4. Sebagai media awal pengenalan makanan khas tradisional Buton di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara.
G.   GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1.      Sekilas Tentang Kota Baubau
Kota Baubau merupakan salah satu kota yang sangat trategis di Indonesia. Kota ini menjadi tempat persinggahan kapal baik kapal barang maupun kapal penumpang dari wilayah Indonesia Barat ke Indonesi Timur ataupun sebaliknya. Hal ini menyebabkan  pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga mempengaruhi peningkatan jumlah pendapatan masyarakat Kota Baubau.
Kota Baubau sekarang ini banyak mengalami perkembangan utamanya dari segi pembangunan. Telah banyak didirikan pusat perbelanjaan, perhotelan, perekonomian, industri dan sarana rekreasi yang menarik yang dapat memikat orang untuk datang ke Baubau. Seiring semakin pesatnya pertumbuhan di Baubau kecenderungan warganya juga menjadi semakin elit dan metropolitan. Baik dalam hal fashion, food dan konsumsi produk yang lainnya.
Pencinta kuliner di Baubau semakin berkembang pula dan beragam berdasarkan kelas social masyarakat. Dan kecenderungan masyarakat ]menginginkan sesuatu yang beda, unik, dan instan.
2.      Deskripsi Prospek Usaha Kalo-Kalo Beraneka Rasa
Makanan tradisional merupakan makanan khas suatu daerah yang diolah secara tradisional turun temurun dari bahan yang tersedia di daerah tersebut. Makanan tradisional umumnya diolah secara tradisional dengan peralatan sederhana dalam industri rumah tangga yang lingkungannya kurang menunjang. Seiring dengan berkembangnya dan makin gencarnya pemerintah kota Baubau dalam kegiatan pariwisata, maka dianggap penting untuk menyediakan makanan khas dari masing-masing daerah. Bukan hanya perkenalan budaya namun dalam hal kuliner. Dengan pertimbangan bahwa makanan khas tradisional daerah tidak kalah dengan makanan dari luar.
Usaha ini berkonsepkan makanan ringan dengan produk yang berkualitas. Selain membawa unsur local Baubau dalam penyajian dan nama produk, makanan ini dapat dikatakan sebagai salah satu makanan khas suku Buton dalam beragam upacara adat. Selain itu dengan hadirnya produk  ini akan lebih mempopulerkan kepada masyarakat diluar Sulawesi Tenggara.
Dengan sedikit sentuhan inovasi serta ide kreatif, makanan tradisonal khas Buton yang terbuat dari bahan dasar tepung beras kami ramu menjadi makanan yang mengikuti trend terkini. Makanan tersebut kami ramu dengan tetap mengacu pada resep tradisional yang telah ada ditengah-tengah masyarakat.
Melihat kedua potensi tersebut, maka mendirikan sebuah usaha kuliner yang betul-betul menyajikan menu berbahan dasar tepung beras merupakan peluang yang sangat baik. Karena di kota Baubau  sendiri, banyak masyarakat yang belum memanfaatkan makanan ini sebagai usaha dalam meningkatkan ekonominya. Hanya beberapa orang saja yang menjadikan makanan ini sebagai mata pencaharian. Oleh karena itu, melihat kondisi pasar dan peluang usaha yang cukup menjanjikan, dengan membawa unsur tradisional dan kedaerahan, usaha ini cukuplah menjanjikan.
3.      Analysis SWOT
Analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT adalah kependekan dari Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
a. Strength atau Kekuatan
·          Harga Terjangkau                                        
·         Kualitas terjamin                                          
·         Cita rasa bervariasi                                       
·          Kemasan berbagai ukuran                            
b. Opportunities atau Kesempatan
·         Pangsa pasar yang masih luas
·         Bahan baku yang mudah di dapat
·         Pesaing besar relatip terbatas
c. Weakness atau Kelemahan
·          Manajemen sederhana                                 
·          Sarana dan prasarana sederhana         

   
d.  Threats atau Ancaman
·         Munculnya variasi makanan jajanan
·         Munculnya pesaing baru
4.      Sekilas tentang Organisasi Usaha Kalo-Kalo Berbagai Rasa
Data Organisasi
Nama Organisasi          :  Kalo-kalo berbagai rasa
Bidang Usaha               :  Produk
Jenis Usaha/Produk     :  Makanan
Alamat Organisasi       : Jl. Anggrek, Kel.Waruruma, Kec. Kokalukuna,        Kota Baubau,    Sulawesi Tenggara
Nomor Telepon            :  085656076421
Alamat E-mail               :  Kalo_Kalo_Enak@ymail.com
Situs Website                :  http://www.kalo_kalo.blogspot.com

5.      Ruang Lingkup Usaha
Dalam usulan proposal ini berisikan dua aspek penting yaitu:
·         Aspek Teknis, berkaitan dengan  Kapasitas produksi,bahan baku,  sarana dan fasilitas, serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang digunakan.
·         Aspek Pemasaran yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan, gambaran pasar, target atau pasar yang dituju, proyeksi penjualan dan strategi pemasaran.
a.      Aspek Teknis
Kapasitas produksi
Jumlah produksi kalo-kalo beraneka rasa dalam sehari dapat diperkirakan sebanyak 60 bungkus. Hal ini didasarkan pada factor permintaan dan tingkat kebutuhan masyarakat akan produk berupa makanan tradisonal dan juga proses pembuatan yang tidak terlalu rumit. Apabila permintaan tinggi, produksi masih tetap dapat mengimbangi dengan menggunakan tenaga kerja yang disewa dari luar. Tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu sulit dicari, dapat dari masyarakat sekitar yang tidak harus memiliki kualifikasi tertentu karena proses pembuatannya sangat mudah sehingga siapa saja dapat melakukannya.
Bahan baku
Adapun bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan makanan ini pada umumnya membutuhkan dana. Namun untuk pembelian begitu mudah karena bahan baku yang digunakan sangat banyak dan berlimpah di daerah Baubau ataupun sekitarnya. Untuk memproduksi satu kg kalo-kalo diperlukan 1 kg tepung beras, 1 butir telur, 1/2 liter minyak goreng , 1/2 sendok makan, 1 sendok mentega, air secukupnya. ini untuk porsi biasa. Adapun ntuk porsi jenis dan rasa yang lain disesuaiakan berdasarkan pesanan. Tergantung keinginan konsumen, tinggal ditambahkan sesuai pesanan.
Sarana dan fasilitas
Kebutuhan sarana dan fasilitas dalam proses pembuatan produk sangatlah penting. Dalam hal ini ada beberapa fasilitas yang dibutuhkan dalam proses pembuatan seperti kompor minyak, wajan, penggiling moleng, dan peralatan pendukung lainnya seperti pisau, baskom untuk mencampur bahan, dan nyiru. Ini semua dibutuhkan dalam proses produksi hingga menghasilkan 1 kg kalo-kalo berbagai rasa.

Kamis, 02 Juli 2015

Termodinamika : Hukum Boyle


HUKUM BOYLE 
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
                                                                Abstrak           
Telah dilakukan praktikum termodinamika  dengan judul “Hukum Boyle ”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fisika. Praktikum ini bertujuan merancang percobaan hukum  boyle sederhana yakni dengan mengalisis hubungan antara tekanan dan volume zat cair untuk suhu tetap, dimana pada percobaan dilengkapi dengan spoit sebagai alat ukur volume untuk  pengaruh tekanan sistem  terhadap ketinggian air dalam pipa U seperti  pada sistem yang diterapkan pada hukum pascal.  Metode pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan kuantitatif pada serangkaian pengambilan data seiring spoit tertarik perlahan, maka tekanan sistem tertutup.  Eksperimen dilakukan dengan memvakumkan air pada pipa U, kemudian melakukan perbandingan data atas pengamatan tersebut untuk membuktikan keberlakuan hukum boyle. Data eksperimen dianalisis dengan pendekatan metode grafik hubungan antara tekanan dengan volume pada suhu konstan atau sama yaitu pada proses isotermik, tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Hal ini menunjukan keberlakuan hukum boyle zat cair berupa air.

Kata Kunci:  Hukum Boyle.

TUJUAN
1. Untuk mencari hubungan antara tekanan dan volume zat cair untuk suhu tetap.
2. Untuk membuktikan bahwa hasil kali antara tekanan dan volume pada sistem atau keadaan konstan.
PENDAHULAUN
Jika kita perhatikan sekeliling kita terdapat beberapa fenomena, seprti balon yang ditiup akan mengalami perubahan volume, ban yang dipompa mengalami perubahan volume, balon yang ditekan mengalami kenaikan tekanan, pada saat memasak air dalam panci yang tertutup penutupnya akan tertekan ke atas ketika panci telah lama dipanaskan, ini adalah sebagian kecil fenomena  yang menyangkut termodinamika.
Berdasarkan teori terdapat hubungan antara besaran  tekanan, volume, dan suhu. Salah satu yang membahas materi ini adalah hukum boyle. Yang menyatakan bahwa tekanan berbanding terbalik dengan volume jika suhu dalam keadaan konstan pada suatu sistem tertutup. Dengan memperhatikan ulasan diatas maka kami melakuakn percobaan hukum boyle dengan tujuan untuk mengetahui apakah memang terdapat hubungan antara tekanan dan volume dalam suatu sistem tertutup, dan juga mengaitkan dengan fenomen.
PERTANYAAN PRA LAB
1. Kemukakan bunyi hukum boyle
2. Fenomena yang berkaitan dengan hukum boyle
3. Jelaskan perbedaan hukum boyle dengan hukum pascal
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Untuk jumlah gas tertentu, ditemukan secara eksperimen bahwa sampai pada pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan padanya ketika temperatur dijaga konstan (Giancoli, 2001: 460).
Bila kita menekan gas sambil menjaga temperaturnya konstan, maka kita akan mendapatkan bahwa tekanan berubah atau bertambah bila volumenya berkurang. Demikian pula ketika kita menyebabkan gas memuai pada temperatur konstan, tekanannya akan berkurang bila volumenya bertambah, ini berarti bahwa hasil kali antara tekanan dan volume gas adalah konstan. Hal ini ditemukan secara eksperimen oleh Robert Boyle (1627 – 1691), rekan sezaman yang lebih mudah dari pada Galileo dan lebih tua dari pada Newton (Tipler, 1991: 572).
            Hukum Boyle berlaku untuk setiap dua keadaan setimbang, yaitu 1 dan 2 di mana c adalah konstanta dalam arti umum (k,;,ita katakan, ketika T=c maka PV=c, tetapi T tidak sama dengan PV) (Faires, 1970: 144).
Charles eksplisit meneliti pengaruh suhu yang bervariasi. Ia menemukan bahwa jika tekanan diadakan konstan, volume bervariasi secara linear dengan suhu:
V = 1 + kt                                                       (1)
Dimana k ditemukan memilki nilai yaitu 273,15oC. Persamaan ini menunjukkan bahwa jika sampai pada suhu 273,15oC maka volume gas akan nol pada suhu tersebut bahkan bernilai negatif karena volume negatif tidak berarti, t = -273,15oC maka suhu yang dicapai dianggap rendah dan disebut nol mutlak (Kaufman, 2001: 6).
            Hukum Boyle dapat digunakan pada pendekatan yang baik untuk gas sempurna karena hukum ini merupakan pendekatan yang akurat untuk gas riil sepanjang tekanan dan massa jenis (kerapatan) gas tidak terlalu tinggi dan gas tidak mendekati kondensasi. Hukum gas dari Boyle sangat berguna di sains, yaitu akibat dari perubahan satu variabel saja (Pippar, 1957: 47).


Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.       Pipa U                                                                               1 buah
b.      Pipa T                                                                                1 buah
c.       Selang Penghubung                                                          1 buah
d.      Mistar                                                                                1 buah
e.       Spoit                                                                                  1 buah
f.       Tissue                                                                                Secukupnya
2.      Bahan
Bahan yang di gunakan pada percobaan ini adalah air secukupnya
Identifikasi Variabel
1.    Variabel manipulasi            : Volume Zat Cair.
2.    Variabel hitung                   : Tekanan Zat Cair.
3.  Variabel kontrol                 : Ketinggian Zat Cair.
Definisi Operasional Variabel
1. Volume zat cair  adalah besarnya volume yang berubah-ubah dari skala kedudukan tertentu untuk rentang 1 mL.
2. Tekanan zat cair adalah tekanan pada zat cair (air) dengan mempertimbangkan massa jenis , percepatan gravitasi (g), dan ketinggiannya(h) ditandai dengan satuan Pa.
3. Ketinggian zat cair adalah ketinggian yang diukur dengan alat ukur mistar pada bejana berhubungan atau pipa U.
ProsedurKerja
1.      Menyediakan alat dan bahan yang dilakukan pada percobaan ini.
2.      Merangkai alat dan bahan  seperti pada gambar di bawah ini

                                                      Gambar :  Percobaan hukum  boyle
3.      Menekan Spoit dengn volume tertentu (mL), kemudian mengukur ketinggian zat cair (m) dengan mistar.
4.      Mengurangi setiap 1 mL dari volume awal sebanyak 3 kali kemudian mengukur ketinggian zat cair (m) dengan mistar.
5.      Melakukan langkah 3 dan 4 dengan 3 kali pengambilan data ketinggian zat cair (m).
6.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1                   : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
Tabel 1                        : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
NST Piston                  : 1 mm             : 1 × 10-6 m3
NST Mistar                 : 1 mm             : 0,001 m
NST Manometer         : 1 mm             : 0,001 m
NST Termometer        : 1 C
ρair                              : 1 gram/cm 3    : 1000 g/m3
g                                  : 10 m/s 2
                                                                                               
No.
Suhu ( T ) C
Volume ( V ) m3
h ( m )
P = ρgh ( Pa )
P.V (J)
1
27
7 × 10-6
12 × 10-2
1.700
11.900
2
27
8 × 10-6
13,5 × 10-2
1.350
10.800
3
27
9 × 10-6
7,5 × 10-2
750
6.750

Kegiatan 2       : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
Tabel 2            : Hubungan Antara Tekanan (P) Dengan Volume (V) Pada Suhu 27 C
NST Piston                  : 1 mm             : 1 × 10-6 m3
NST Mistar                 : 1 mm             : 0,001 m
NST Manometer         : 1 mm             : 0,001 m
NST Termometer        : 1 C
ρair                              : 1 gram/cm 3    : 1000 g/m3
g                                  : 10 m/s 2                                           
No.
Suhu ( T ) C
Volume ( V ) m3
h ( m )
P = ρgh ( Pa )
P.V (J)
1
27
16 × 10-6
16,4 × 10-2
1.640
26.240
2
27
17 × 10-6
14,5 × 10-2
1.450
24.650
3
27
18 × 10-6
8 × 10-2
800
14.400
4
27
19 × 10-6
3 × 10-2
300
5700

Analisis data
Kegiatan 1 :  Menghitung W pada saat T = 270 C
W        =P . V
a.       menentukan kesalahan mutlak
w         =p.g.h.V
W         = h.V
= 
=
            = 
∆W     =  
b.      menentukan kesalahan relatif (KR)

c.       menentukan derajat kepercayaan (DK)

d.      menentukan pelaporan fisika (PF)


Tabel Hasil Analisis :
No
T
(C)
W  
(N/m)
∆W  
(Joule)
KR  
(%)
DK
(%)
PF  
(Joule)
1
27
119 × 10-4
8,99 × 10-4
7,55
99,29
│119,00 × 10-4  ± 8,99 × 10-4
2
27
108 × 10-4
71,49 x 10-4
6,61
93,39
 | 108,00 × 10-4  ± 71,49 x 10-4|
3
27
67,5 × 10-4
41,99 x 10-4 
6,20
93,80
| 67,50 × 10-4 ± 41,99 x 10-4|

Kegiatan 2: Menghitung W pada saat T = 270 C
W        =          P . V
a.       menentukan kesalahan mutlak
w         =          p.g.h.V
W         =          h.V

= 
∆W     =

b.      menentukan kesalahan relatif (KR)


c.       menentukan derajat kepercayaan (DK)


d.      menentukan pelaporan fisika (PF)




No
T
(C)
W
(N/m)
∆W
(Joule)
KR
(%)
DK
(%)

PF

(J)
1
27
262,4 x 10-4
19,49 x 10-4
7,42
92,58
│262,40 x 10-4 ± 19,49 x 10-4
2
27
246,5 x 10-4
8,09 x 10-4
3,28
96,72
│246,50 x 10-4 ± 8,09 x 10-4
3
27
114 x 10-4
3,87 x 10-4
3,39
96,61
│114,00 x 10-4 ± 3,87 x 10-4
4
27
57 x 10-4
2,44 x 10-4
4,28
95,72
│57,00 x 10-4 ± 2,44 x 10-4

Pembahasan
Pada percobaan ini kami menggunakan piston dengan NST  1 × 10-6 m3, manometer dengan NST  1 × 10-3m, dan mistar dengan NST 1 × 10-3m, sehingga diperoleh data sebagai berikut :
1.      Hubungan antara tekanan (P) dengan volume (V) pada suhu (T) konstan
            Pada pengambilan data awal dengan suhu yang konstan yaitu 27o C, pada  percobaan ini kami melakukan pengambilan data sebanyak 4 kali sehingga diperoleh ketinggian secara berturut-turut yaitu 12 x 10-2 m, 13,5 x 10-2 m dan 7,5 x 10-2 m dengan volume dalam spoit secara berturut-turut yaitu 7 x10-6 m3, 8 x10-6 m3, 9 x10-6 m3, diperoleh tekanan secara berturut-turut yaitu 17 x 102 pa, 13,5 x 102 pa dan 7,5 x 102 pa, diperoleh pula PV secara berturut-turut adalah 11.900 Joule, 10.800 Joule dan 6.750 Joule. KR secara berturut-turut yaitu 0,71 %, 6,61 % dan 6,20 % sehingga diperoleh DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 99,29 %, 99,39 % dan 93,80 % serta diperoleh PF (Pelaporan Fisika) yaitu │119,00 × 10-4  ± 8,99 × 10-4│Joule, | 108,00 × 10-4  ± 71,49 x 10-4| Joule dan | 67,5 × 10-4 ± 41,99 x 10-4 | Joule.
       Dari beberapa data diatas diperoleh bahwa tekanan berbanding terbalik dengan volume, dimana semakin  besar volume maka semakin kecil tekanan begitupun sebaliknya yaitu semakin besar tekanan maka semakin kecil volumenya pada suhu yang konstan. Hal ini telah terbukti dari percobaan kami dan dengan melihat pada kesalahan relatifnya sangat kecil dan derajat kepercayaannya rata-rata 95,49 % sehingga pada percobaan ini dapat dikatakan mendekati keberhasilan. Hasil kali antara tekanan dan volume akan menghasilkan suhu yang konstan karena pada percobaan ini suhu merupakan variabel kontrol yang ingin kita tetap jaga agar tetap memilki nilai yang konstan atau tidak berubah-ubah.
2.      Hubungan antara tekanan (P) dengan volume (V) pada suhu (T) konstan
            Pada pengambilan data kedua dengan suhu yang konstan yaitu 27o C, pada  percobaan ini kami melakukan pengambilan data sebanyak 4 kali sehingga diperoleh ketinggian secara berturut-turut yaitu 16,4 x 10-2 m, 14,5 x 10-2 m, 8 x 10-2 m dan 3 x 10-2  dengan volume dalam spoit secara berturut-turut yaitu 16 x 10-6, 17 x 10-6 16 x 10-6 m dan 6x10-6  m3. Diperoleh tekanan secara berturut-turut yaitu 11x102, 7x102, dan 2x102 pa, diperoleh pula PV secara berturut-turut adalah 1.640 Pa, 1.45 Pa, 800 Pa dan 300 PaJoule, KR secara berturut-turut yaitu 7,42 %, 3,28 %, 3,39 % dan 23,36 sehingga diperoleh DK (Derajat Kepercayaan) sebesar 92,58 %, 96,72, 96,61  %, dan 76,64 % serta diperoleh PF (Pelaporan Fisika) yaitu │262,40 x 10-4 ± 19,49 x 10-4│Joule, │246,50 x 10-4 ± 8,09 x 104│Joule, │114,00 x 10-4 ± 3,87 x 10-4│Joule dan │57,00 x 10-4 ± 2,44 x 10-4│Joule.
Dari beberapa data diatas diperoleh bahwa tekanan berbandi, ng terbalik dengan volume,dimana semakin  besar volume maka semakin kecil tekanan begitupun sebaliknya yaitu semakin besar tekanan maka semakin kecil volumenya pada suhu yang konstan. Hal ini telah terbukti dari percobaan kami dan dengan melihat pada kesalahan relatifnya sangat kecil dan derajat kepercayaannya diatas 90,63 % sehingga pada percobaan ini dapat dikatakan mendekati keberhasilan. PV ≠ C Karena Pada percobaan ini tekanan yang diberikan pada spoit tidak berbanding lurus dengan volume yang dihasilkan hal ini diakibatkan adanya beberapa faktor seperti pengaruh gelembung udara yang ada didalam Pipa U dan pengaruh ketinggian spoit pada saat ditekan, dan juga seharusnya yang digunakan disini ialah udara (gas) tetapi yang digunakan adalah zat cair.
SIMPULAN DAN DISKUSI
            Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara volume dan tekanan berbanding terbalik dimana semakin besar tekanan yang diberikan pada zat cair maka volume dari zat cair itu makin mengecil, begitupun sebaliknya jika semakin kecil tekanannya maka volumenya akan besar. Hukum Boyle menyatakan pada suhu konstan tekanan berbanding terbalik dengan volume dan pernyataan lain dari hukum boyle adalah bahwa hasil kali antara tekanan dan volume akan bernilai konstan selama massa dan suhu gas dijaga konstan.

PERTANYAAN POST LAB
1. Bagaimana hubungan antara volume dengan tekanan
2. Apakah ukum boyle berlaku pada sistem yang terbuka
DAFTAR RUJUKAN
Faiser, Virgil Moring. 1970. Thermodynamics Sixt Edition. New York : Collar Macnillam Internasional.
Giancoli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kaufman, Myron. 2001. Principles Of Thermodynamics. New York : Marcell Dekker.
Pippard, AB. 1957. Elements Of Classical Thermodynamics. New York : Cambridge University Press.
Tipler, Paul. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.